BERUBAH DIANTARA PERUBAHAN I

KASIH KARUNIA MEMBUAT KITA BERUBAH

TERGILA-GILA PADA YESUS

KEHIDUPAN YANG BERBUAH

ALAMI TEROBOSAN IMAN

Markus 11 : 20 – 26



Kehidupan ini semakin lama semakin jahat, dengan kenaikan BBM yang baru-baru saja terjadi di akhir bulan Mei 2008 membuat semakin banyak orang-orang harus lebih bekerja kerjas dan tidak sedikit pula yang semakin hidup didalam kekurangan. Banyak usaha-usaha seperti dagang, berjualan yang gagal.

Dengan kondisi yang sudah mulai memasuki musim kemarau pun bahkan sudah sebagian daerah yang mengalami kekeringan, banyak yang gagal panen. Dengan keadaan yang semakin merosot seperti ini bagaimana kita dapat memiliki iman yang mengalami terobosan didalam keadaan seperti sekarang ini :



1. Markus 11 : 22 – 23. JAGA HATI KITA SUPAYA TIDAK BIMBANG
  • [ Mat 21:21 ]
    Banyak dari kita yang suka mengalami kebimbangan didalam melakukan sesuatu. Hendaklah kita jangan bimbang karena Yesus mengatakan bahwa kita bukan saja bisa melakukan seperti yang Yesus lakukan [ spt mengutuk pohon ara ] tetapi kita pun dapat berkata kepada gunung untuk beranjak dan tercampaklah ke dalam laut.

    Kalau kita lihat gunung harus kita mengerti bahwa gunung secara geografis sangat menonjol dan dengan mudah dapat dilihat oleh siapa saja, begitu pula dengan kehidupan kita, apabila ada masalah didalam kehidupan kita [baik penyakit, kegagalan, kekurangan, Dsb] begitupula sebaliknya kalau kita merasakan suatu kebahagiaan,kesuksesan atau apapun itu akan lebih menonjol dari yang lainnya.
    Firman Tuhan katakan bahwa kita pun dapat berkata kepada gunung-gunung itu untuk beranjak dan tercampak ke dalam laut.


2. Markus 11 : 24. TETAPKAN HATIMU UNTUK PERCAYA BAHWA KAMU TELAH MENERIMANYA

  1. Percaya yang menerima bukanlah Iman yang dihasilkan oleh manusia, tetapi itulah Iman yang percaya yang diberikan kepada hati orang percaya oleh Tuhan sendiri.

    Kadang-kadang jawaban atas suatu permohonan yang diiningkan oleh Iman itu datang segera, tetapi terkadang tidak demikian, namun Tuhan memberikan Iman untuk mengetahui bahwa doa yang dipanjatkan telah didengar dan permohonan itu akan dikabulkan. Ketidakpastian hanya menyangkut waktu penggenapannya, bukan pengabulannya

    Kita harus punya Iman sebesar biji sesawi saja [Mat 17:20]. Iman sebesar biji sesawi sanggup untuk memindahkan gunung, mengadakan mujizat dan penyembuhan serta melakukan hal-hal besar untuk Tuhan.

    Biji sesai kalau ditanam tetapi tidak dipelihara atau dipupuk dan dirawat tetapi dibiarkan untuk terhimpit oleh alang-alang atau dibiarkan tertanam dengan kondisi tanah yang kekeringan dan panas maka biji tersebut akan mati, sebaliknya kalau biji tersebut dipupuk, disirami dan dijaga agar tanahnya tidak kekeringan maka biji tersebut akan bertumbuh menjadi sebuah pohon yang besar. Begitu-pula dengan Iman kita kalau kita biarkan Iman kita terus dihimpit oleh masalah-masalah yang ada, dengan kekuatiran yang terus menerus, keadaan yang mengkhawatirkan dan menakutkan dari dunia ini maka Iman itu pun akan mati. Sebaliknya kalau Iman tersebut dipelihara dan dijaga dengan dijauhkan dari himpitan-himpitan dunia ini, selalu dijaga agar tetap didalam tanah yang subur dengan diberi pupuk Firman Tuhan yang selalu menguatkan dan meneguhkan maka dipastikan kalau Iman tersebut akan terus bertumbuh menjadi Iman yang kuat dan kokoh.

    Iman yang dimaksudkan oleh yesus adalah Iman yang sejati, kenapa ?
    - Iman yang sejati adalah Iman efektif yang memberikan hasil akan memindahkan gunung. - Iman yang sejati bukanlah percaya kepada “Iman” sebagai suatu kekuatan atau kuasa, tetapi percaya kepada Tuhan [Markus 11:22]
    - Iman yang sejati adalah karya Tuhan didalam hati orang percaya [Markus 9:24, Fil 2:13]
    Iman meliputi kesadaran yang diberikan oleh Allah kedalam hati kita bahwa doa-doa kita dikabulkan [Markus 4:23]. Iman diciptakan oleh Roh Kudus didalam diri kita. Kita tidak dapat menghasilkannya dalam pikiran kita.
    Didalam hidup ini iman kita seringkali tercampur dengan keraguan. Akan tetapi ini tidaklah berarti bahwa Kristus tidak akan menanggapi permohonan kita karena Ia memahami serta menaruh kasihan kepada kelemahan kita.
    Kita harus mengakui kekurangan Iman kita serta berdoa agar Tuhan memberikan Iman yang kita butuhkan.
    - Iman yang sejati adalah suatu karunia yang dianugerahkan kepada kita oleh Kristus, sangat penting untuk mendekat kepada Kristus dan FirmanNya. Serta memperdalam penyerahan dan keyakinan kita kepadaNya. Kita bergantung padanya dalam segala hal, “di luar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” [Yoh 15:5]
    Dengan kata lain kita harus mencari Kristus sebagai pencipta dan penyempurna Iman kita [Ibr 12:2]. KehadiranNya yang dekat dan ketaatan kita kepada FirmanNya merupakan sumber dan rahasia Iman [Mat 9:21; Yoh 15:7]
    - Iman yang sejati berada dibawah pengawasan Allah. Iman dianugerahan berdasarkan kasih, hikmat, kasih karunia, dan maksud kerajaan Allah. Iman itu dianugerahkan untuk melaksanakan kehendakNya dan untuk mengungkapkan kasihNya kepada kita. Itu tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan diri kita sendiri [Yak 4:3]


3. Markus 11:25-26, BERESKAN HATI DENGAN SESAMA KITA

  • Janganlah orang percaya menipu dirinya bahwa mereka memilih Iman yang cukup untuk memperoleh jawaban atas doa apabila mereka dengan diam-diam menaruh permusuhan atau kedengkian terhadap seseorang.

    Matius 18:35
    Yesus mengajarkan bahwa pengampunan Tuhan, sekalipun diberikan dengan Cuma-Cuma kepada semua orang berdosa yang bertobat, namun tetap ada syaratnya juga, yaitu sampai sejauh mana si calon penerima bersedia mengampuni sesamanya. Dengan kata lain seseorang dapat kehilangan pengampunan Tuhan dengan tetap menyimpan dendam dan tidak bersedia mengampuni orang lain.

    Lih : Ef 4:31-32
    Paulus menegaskan bahwa kedengkian, dendam dan perseteruan sama sekali bertentangan dengan pengakuan Iman Kristen sehingga harus dibuang jauh-jauh.


MILIKILAH MENTAL PEMENANG

Sering dari kita terkadang tidak bisa / tidak dapat melupakan apa yang sudah terjadi, terkadang seringkali menyesali kenapa bisa terjadi demikian ? kenapa tidak sesuai dengan yang kita harapkan ?


Terkadang banyak yang berpikir bahwa kita ini adalah :


- Korban dari Penguasa

- Korban dari Banjir

- Korban dari Resesi Ekonomi

- Korban Penipuan

- Korban Kekerasan, dsb


Kita adalah lebih dari pemenang, sebagai seorang pemenang apa yang harus kita sadari dan lakukan ?

[ Yesaya 60:1 ]


1. Jangan hidup dengan mental korban

Terkadang kita selalu berpikir bahwa kita ini korban ketidak adilan, korban kekerasan, dsb. Harus disadari bahwa pada saat kita berpikir seperti itu sebenarnya kita sedang membawa rasa sakit dari masa lalu ke dalam kehidupan kita di masa sekarang.

Jika diilustrasikan : jika kita memikirkan seperti itu terus sama saja kita dengan kondisi bangun tidur setiap hari dan mengisi kereta sorong dengan barang-barang rongsokan dari masa lalu dan membawanya ke dalam hari-hari yang baru. Apakah itu yang Tuhan inginkan dari kita sebagai anak-anaknya ?

- Lepaskan pikiran-pikiran yang lama

- Jangan ingat-ingat masa lalu

- Masa lalu adalah masa lalu

- Kita tidak dapat membatalkan apa yang telah terjadi pada hidup kita.

- Kita tidak dapat dan tidak boleh hidup di masa lalu

2. Hidup dalam Yesus akan mempunyai Damai Sejahtera [Yoh 16:33]

[Damai sejahtera = Ketenangan, ketentraman]

[Penganiayaan = penindasan, pencobaan, tekanan]

[Mengalahkan = Menaklukan, memenangkan,menundukkan]

Sikap kita seharusnya :

- Kita menolak untuk tinggal dalam kenangan masa lalu dan hal-hal negatif yang telah terjadi.

- Jangan pusatkan pikiran kita kepada apa yang dapat terjadi atau seharusnya terjadi.

- INGAT : Tuhan memberikan kepada kita masa depan cemerlang [Yer 29:11]

Didalam perjanjian lama jika orang berduka cita atau kehilangan, mereka menandai dahi mereka dengan abu untuk menegaskan duka citanya, [Abu = kehancuran]. Umat Tuhan diijinkan untuk berduka cita dalam kurun waktu tertentu, tetapi kita harus segera bangun dan melanjutkan kehidupan kita.

- Jangan ijinkan Duka Cita menjadi gaya hidup kita (Ayub 2:8)

- Jangan kita bersikap negatif karena : tidak bisa beli rumah, mobil atau pun apa yang kita harapkan

- Jangan kita pahit hati karena kegagalan dalam hubungan yang tidak berhasil, atau karena perlakuan yang tidak adil dari orang lain.

- Guncang dan buang mentalitas korban : berhentilah bersedih, berhenti menyesal atas sesuatu yang telah berlalu dan telah selesai, Jangan jadikan gaya hidup

3. Serahkan kegelisahan atau kekhawatiran kita kepada Allah [Fil 4:6-7]

- Miliki mentalitas kemenangan [Mzm 60:14, Fil 4:13]

- Kita pemenang dalam Kristus [Rm 8:37; Yoh 16:33]

- Kabar Gembira [1 Yoh 5:4-5] Siapapun yang lahir dari Allah, ia dilahirkan untuk mengalahkan Dunia [Mengalahkan = mengatasi,menundukkan, menaklukan]